Sabtu, 23 Mei 2015

Berapakah seharusnya harga pantas di penawaran supplier?

Salah seorang klien bercerita bahwa beliau dan tim masih sering merasa salah dalam menentukan harga penawaran pantas dari supplier. Terkadang harga yang ditawarkan terlalu tinggi atau terlalu rendah dari perkiraan beliau dan tim. Terkadang waktunya terlalu lama untuk melakukan perkiraan sehingga memperpanjang proses procurement. Terkadang data yang ada dirasa tidak cukup untuk memperkirakan harga yang pantas, dan berbagai masalah lainnya.
Memperkirakan biaya (cost estimation) merupakan proses yang cukup kritis dalam procurement karena berhubungan dengan proses procurement lainnya spt keputusan pembelian, proses budgeting, dsb.
Cost estimation adalah perkiraan biaya sebuah produk, program, proyek, atau operasi atas dasar informasi yang tersedia. Memang ada banyak teknik cost estimation, namun ada pertimbangan tertentu dalam pemilihan teknik cost estimation tsb.
Pertimbangannya spt : (1) estimasi biaya ini untuk kebutuhan pada tahap mana di siklus procurement (Need-specify-sourcing-enquire-evaluate-negotiate-order-progress-deliver-pay-review) atau di siklus project (inisiasi-planning-eksekusi-closure). Jika masih berada di tahap siklus awal, metode top-down spt analogous estimating, parametric estimating, lebih cocok. Tapi jika untuk tahap lebih dekat dgn keputusan pembelian, metode spt bottom up, vendor bid analysis, lebih cocok   (2) Matrix Kraljic, apakah item yang diestimasi berada pada kuadran routine item, bottleneck, core, atau leverage. Misalnya untuk item di kuadran routine dan leverage, metode vendor bid analysis sangat cocok. (3) Tingkat akurasi estimasi yang diinginkan. Ditahap-tahap awal dalam siklus procurement dan proyek, tingkat akurasi beriksar 60%, semakin dekat dengan tahap keputusan pembelian, tingkat akurasi yang diinginkan cukup tinggi. Teknik analogous estimating dan parametric estimating mempunyai tingkat akurasi yang lebih rendah dibanding teknik bottom up. (4) Waktu tersedia dalam mengestimasi. Teknik bottom up membutuhkan waktu cukup panjang dalam menghasilkan estimasi dibandingkan teknik lain. Jadi, untuk keefektifan proses estimasi, seorang estimator harus mengkaji pertimbangan-pertimbangan tsb sebelum memutuskan menggunakan teknik estimasi yang mana.

Ada beberapa teknik cost estimation spt dipaparkan sbb. Ada beberapa teknik yang bisa dikombinasi spt teknik expert judgment dengan teknik analogous estimating, dsb. (1) expert judgment: menggunakan penilaian dari ahli dibidang tsb untuk menentukan biaya. (2)  analogous estimating: melakukan analogi dari pembelian sebelumnya dan melakukan estimasi dengan menyesuaikan dengan perbedaan yang mungkin ada dibandingkan pembelian sebelumnya spt paramater ekonomis (inflasi, labour rate, dll), tingkat kompleksitas, dsb. (3) parametric estimating: mirip dengan analogous estimating, yaitu menggunakan data pembelian sebelumnya, namun menggunakan tingkat akurasi yang lebih tinggi karena menggunakan analisis statistik dalam proses estimasi biayanya. (4)  Three-Point Estimates: meningkatkan akurasi estimasi dengan menyediakan range estimasi biaya dan menghitung weighted average (rata2 bobot) range (ada skenario best, most likely, dan worst case). (5) Vendor bid analysys: ditentukan dengan menganalisa quotation/ proposal dari beberapa vendor qualified sebagai hasil bidding. (6) Bottom-Up Estimating: melakukan breaks down dan mengestimasi setiap komponen proyek. (7) Project Management Software (8) Actual Cost (9) Reserve Analysis (10) Cost of Quality (11) Dll. Teknik no 7, 8, 9, 10 sering dikombinasi dengan teknik lain sebelumnya.


1 komentar:

  1. Lucky 8 Casino & Hotel - Mapyro
    › search 대구광역 출장마사지 › casino › search › 수원 출장안마 casino Lucky 영주 출장샵 8 Casino & Hotel is located in L'Auberge, Illinois, 제주도 출장샵 USA. Find out more about this 서울특별 출장샵 place, restaurants, and popular attractions.

    BalasHapus