Senin, 09 Maret 2015

Skedul Training Rahmat Noviandi di 2016

Skedul training publik dan seminar Rahmat Noviandi MBA, CSCP, CPP, CPPM di 2016 bekerjasama dgn bbrp lembaga training (OMEX, SDM-Mitra, PQM, Markshare, Inti Pesan, Kaizen, dll) adalah topik-topik berikut (utk tanggal detail, bisa menghubungi email dan no tlp di bawah) :
·         
·         Supply Chain Management
·         Strategic & Operational procurement
·         Distribution & SCM
·         Negotiation for Purchasing
·         Logistics management & SCM
·         Cost saving in procurement
       warehouse & inventory management
       PPIC dan operation management lainnya

Juga ada beberapa training in-house dan konsultasi.

Untuk permintaan training dan konsultasi ke Rahmat Noviandi MBA, CSCP, CPP, CPPM bisa menghubungi:
Email: rahmatnoviandi@gmail.com, rahmat-n@cbn.net.id
Tlp: 0811893271



Supplierku.... Partnerku.... muach...

Bentuk hubungan perusahaan kita dengan supplier nggak beda dengan bentuk hubungan kita dengan orang sekitar kita, dimana hubungan dengan anak, istri, tetagga, teman kerja, orang ketemu di jalan dsb tentu masing-masing berbeda bentuk hubungannya.

Seperti yang kita bahas sebelumnya, bentuk hubungan ini ditentukan oleh supply risk dan spend analysis yang bisa dipetakan dalam Matrix kraljic.
Bentuk hubungan yang paling jauh yaitu Arms’s Length atau buy on market yang mirip dengan hubungan kita dengan orang ketemu di jalan, dimana perusahaan kita masih memperlakukan supplier seperti orang ketemu di jalan; kalau butuh sesuatu, baru membuat komunikasi.
Bentuk hubungan yang lebih dekat lagi yaitu ongoing relationship yang mirip dengan hubungan teman kantor atau tetangga dimana perusahaan kita sudah ada repeat order dan preference terhadap supplier di bentuk hubungan ini.
Lebih dekat lagi adalah partnership yang mirip hubungan khusus seperti pacaran dimana perusahaan kita sudah mempunyai komitmen, keterbukaan, dan rencana jangka menengah dengan satu atau sedikit supplier.
Bentuk partnership yang lebih jauh yaitu collaboration atau strategic alliance yang mirip dengan hubungan suami istri yang merupakan bentuk partnership yang sudah diformalkan dimana komitmen lebih tinggi, keterbukaan lebih besar terhadap informasi-informasi strategis, adanya sharing rencana jangka panjang dengan satu atau dua supplier.
Namun jika perusahaan kita sudah melakukan merger & acquisition dengan supplier, tentu saja hubungan perusahaan kita dengan supplier tersebut sudah seperti hubungan dengan anak atau dengan saudara, .... baik dan jeleknya adalah anakku, atau adikku, harus kubela.....

Bentuk partnership  sendiri ada tingkatannya yang bisa dilihat dari komponen partnership. Komponen partnership adalah faktor yang terlibat dalam partnership yang bisa  dikontrol oleh management. Semakin banyak komponen yang kita gunakan, semakin tinggi tingkat partnership perusahaan kita dengan supplier. Ada beberapa komponen dalam partnership:
1.       Planning: ada beberapa planning bersama. Berbagi forecast, merencanakan supply, dsb.
2.       Joint operating control: kemungkinan untuk merubah operasi partner tanpa banyak / tanpa ada proses approval awal atau pemberitahuan formal.
3.       Komunikasi: adanya peningkatan frekuensi komunikasi dan juga melibatkan level staff (tidak hanya level manajemen) juga meningkatkan partnership.
4.       Risk/ reward  sharing: benefit dan reward di share bersama, .. resiko dan biaya tentu juga.
5.       Trust dan komitmen: tanpa trust dan komitment, tidak ada partnership.
6.       Contract style: biasanya jika terjadi partnership dengan level yang sangat tinggi, tidak dibutuhkan kontrak yang panjang dan spesifik, bahkan dalam bbrp kasus tidak ada kontrak antar partner.
7.       Scope: partnership yang mempunyai level tinggi melibatkan lebih banayk aktivitas ekonomi antar partner.

8.       Financial investment: ada saling ketergantungan financial melalui sharing asset, staff, dan investasi.


Senin, 02 Maret 2015

Memanfaatkan ITOR (Inventory Turn Over Ratio) dan DOI (Days of Inventory)

Salah satu ukuran kinerja (KPI) yang cukup penting dalam warehouse dan inventory management adalah ITOR dan DOI.
Rumus nya adalah:
Inventory Turn Over Ratio (ITOR) = COGS / Average Inventory (dgn bbrp variasi rumus)
Rasio ini menunjukkan berapa kali inventory perusahaan berputar (dijual dan digantikan) dalam suatu periode, biasanya dalam tahunan, namun perhitungan bulanan atau mingguan juga sangat berguna.
Rasio ini juga bisa ditampilkan dalam bentuk lain seperti dalam umur (hari) seperti rasio DOI.
Days of Inventory (DOI) = 360 hari / ITOR

Rasio ini banyak digunakan para professional Logistics mapun professional keuangan untuk menilai apakah inventory perusahaan kita saat ini sudah “pantas” atau belum. Pantas atau tidaknya tentu dibandingkan dengan angka ITOR lain misalnya dengan; rata2 industri sejenis, dengan angka ITOR masa lalu, dengan target perusahaan, dsb.

Akan menarik jika kita di Indonesia mulai membuat benchmark data ITOR industri di Indonesia. Jika teman-teman ada yang punya, boleh share saya ya...  J, atau kita mulai garap proyek database ini bersama. Jika kita lihat data ITOR dari negara lain, misalnya industri makanan dan minuman yang ITOR nya bisa di atas 10x, industri metal sekitar 4-5 x , industri jasa yang bisa lebih dari 30x dsb. Angka ini tentu ada hubungannya dengan sifat produk, sifat distribusi, dll.

Setelah kita melihat posisi ITOR perusahaan kita dalam industri, kita kemudian bisa memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan, misalnya jika ternyata ITOR kita terlalu rendah dibanding rata-rata industri, kita bisa melakukan proses IPO (Inventory Process Optimalization) yang akan kita bahas nanti terpisah. Atau bisa juga ITOR kita terlalu tinggi, tentu perlu usaha tertentu untuk mendekati angka industri jika memang memberikan manfaat bagi perusahaan spt manfaat operational.

Pada akhirnya, perusahaan harus "memantaskan" jumlah inventorynya untuk menyeimbangkan antara customer service dengan biaya dan investasi inventory.