Abraham Lincoln,
presiden Amerika Serikat ke -16 berkata: Jika saya memiliki waktu sembilan jam
untuk menebang pohon, saya akan menggunakan waktu enam jam untuk mengasah
kapak.
Secara garis
besar, sebelum seorang purchaser melakukan negosiasi dengan suppliernya, ada 2
hal yang harus dipersiapkan: persiapan dari aspek penguasaan data (data-driven)
dan dari aspek perilaku (behavioral).
Persiapan dari aspek
data berhubungan dgn logika (otak kiri) sedangkan persiapan dari apek perilaku
berhubungan dgn emosi (otak kanan).
Dua-duanya sama
pentingnya dalam negosiasi. Namun menurut saya aspek penguasaan data merupakan
fondasi dari kesuksesan negosiasi purchasing. Aspek perilaku membantu
mempengaruhi aspek penguasaan data, sehingga dipersiapkan setelah data yang
dibutuhkan sudah tersedia. Data is power !
Yang termasuk
aspek penguasaan data seperti mempersiapkan (1) data benchmarking yaitu tabel
perbandingan penawaran dari beberapa supplier. Perbandingan ini diperoleh dari
RFQ/ RFP. Yang dibandingkan data harga, payment terms, lead time, customer
service, warranty dan semua hal dalam QSDP (Quality Service Delivery Price)
yang bisa didapatkan. Namun untuk barang atau jasa khusus yang tidak bisa
dibandingkan secara langsung cara no 1 tidak bisa diterapkan. Cara yang biasa
digunakan untuk barang dan jasa khusus adalah (2) data cost modelling, termasuk
mengidentifikasi model biaya supplier baik dengan bekerjasama dengan internal
(bagian finance, engineering, dsb) ataupun dengan eksternal (konsultan,
supplier itu sendiri, supplier lain, dsb). TCO (Total Cost of Ownership) juga merupakan bagian dari data cost modelling yang
sudah saya bahas di tulisan sebelumnya. Data lain yang perlu dipersiapakan utk
negosiasi spt data kebutuhan gabungan seluruh perusahaan atau grup, data
peluang kebutuhan di masa depan, data % bisnis supplier yang datang dari kita
(dengan mendapatkan suatu order dari kita), data cost sepanjang supply chain
(mana yang bisa dihilangkan), data flexibilitas payment terms, dan sebagainya.
Data-data ini akan berguna dalam proses tawar menawar dengan supplier.
Setelah
purchaser mempunyai cukup data untuk persiapan negosiasi, barulah purchaser
mempersiapkan aspek perilaku yang bisa digunakan saat negosiasi. Yang termasuk
dalam aspek ini adalah penggunaan strategi, taktik, teknik komunikasi seperti
strategi win-lose, taktik bad guy good guy, taktik walk out, taktik higher
authority, taktik the straws, taktik permintaan pembuka berlebihan, teknik
mendengar, teknik open mind, dsb.
Seni negosiasi purchasing
adalah kemampuan berhubungan dgn supplier scr terhormat, kemampuan untuk
membuat supplier mau membantu anda, dan pada akhirnya, kemampuan utk mencapai
tujuan anda, disaat yang sama membuat supplier meninggalkan meja perundingan
dengan perasaan senang.