Bentuk hubungan perusahaan
kita dengan supplier nggak beda dengan bentuk hubungan kita dengan orang
sekitar kita, dimana hubungan dengan anak, istri, tetagga, teman kerja, orang
ketemu di jalan dsb tentu masing-masing berbeda bentuk hubungannya.
Seperti yang kita
bahas sebelumnya, bentuk hubungan ini ditentukan oleh supply risk dan spend
analysis yang bisa dipetakan dalam Matrix
kraljic.
Bentuk hubungan
yang paling jauh yaitu Arms’s Length
atau buy on market yang mirip dengan
hubungan kita dengan orang ketemu di jalan, dimana perusahaan kita masih memperlakukan
supplier seperti orang ketemu di jalan; kalau butuh sesuatu, baru membuat
komunikasi.
Bentuk hubungan
yang lebih dekat lagi yaitu ongoing
relationship yang mirip dengan hubungan teman kantor atau tetangga dimana
perusahaan kita sudah ada repeat order dan preference terhadap supplier di
bentuk hubungan ini.
Lebih dekat lagi
adalah partnership yang mirip
hubungan khusus seperti pacaran dimana perusahaan kita sudah mempunyai
komitmen, keterbukaan, dan rencana jangka menengah dengan satu atau sedikit
supplier.
Bentuk
partnership yang lebih jauh yaitu collaboration
atau strategic alliance yang mirip
dengan hubungan suami istri yang merupakan bentuk partnership yang sudah
diformalkan dimana komitmen lebih tinggi, keterbukaan lebih besar terhadap
informasi-informasi strategis, adanya sharing rencana jangka panjang dengan
satu atau dua supplier.
Namun jika
perusahaan kita sudah melakukan merger
& acquisition dengan supplier, tentu saja hubungan perusahaan kita
dengan supplier tersebut sudah seperti hubungan dengan anak atau dengan
saudara, .... baik dan jeleknya adalah anakku, atau adikku, harus kubela.....
Bentuk partnership sendiri ada tingkatannya yang bisa dilihat
dari komponen partnership. Komponen partnership adalah faktor yang terlibat
dalam partnership yang bisa dikontrol
oleh management. Semakin banyak komponen yang kita gunakan, semakin tinggi
tingkat partnership perusahaan kita dengan supplier. Ada beberapa komponen
dalam partnership:
1.
Planning: ada
beberapa planning bersama. Berbagi forecast, merencanakan supply, dsb.
2.
Joint
operating control: kemungkinan untuk merubah operasi partner tanpa banyak /
tanpa ada proses approval awal atau pemberitahuan formal.
3.
Komunikasi:
adanya peningkatan frekuensi komunikasi dan juga melibatkan level staff (tidak
hanya level manajemen) juga meningkatkan partnership.
4.
Risk/
reward sharing: benefit dan reward di
share bersama, .. resiko dan biaya tentu juga.
5.
Trust dan
komitmen: tanpa trust dan komitment, tidak ada partnership.
6.
Contract
style: biasanya jika terjadi partnership dengan level yang sangat tinggi, tidak
dibutuhkan kontrak yang panjang dan spesifik, bahkan dalam bbrp kasus tidak ada
kontrak antar partner.
7.
Scope:
partnership yang mempunyai level tinggi melibatkan lebih banayk aktivitas
ekonomi antar partner.
8.
Financial
investment: ada saling ketergantungan financial melalui sharing asset, staff,
dan investasi.